Jumat, 22 September 2017

Pengalaman Mengurus Visa Australia (with Dwidaya Tour Surabaya)

Hey there... long time no see ya...

Sebenernya pengalaman mengurus visa kali ini yang memotivasi untuk typing lagi #alahlebeh, setelah sekian lamanya gak nulis dari tahun 2015 (red:padahal cuma nulis beberapa postingan #dangakpenting) hahahha

Menurutku pengalaman ini must to share, why ? Ya karena aku ada pengalaman yang kurang enak yang musti temen-temen tau dan buat referensi kalo temen-temen lagi bingung memulai mengurus visa tentunya.

Tapi tolong temen-temen baca sampai habis ya, biar gak ada salah persepsi yang menimbulkan pemikiran intimidasi. Aku nulis ini gak ada niat untuk menjatuhkan atau apapun. Murni menulis pengalaman sesuai dengan apa yang terjadi dan aku rasain. Gak ada yang aku tambahin dan kurangin. Mungkin kalo ada lelucon-lelucon (yang entah lucu apa enggak), itu hanyalah pemanis semata supaya temen-temen gak bosen baca tulisan yang panjang ini.hehehe

Oke kita mulai pembahasannya nih.
Jadi pada dasarnya aku tipe traveller yang mengurus segala sesuatunya sendiri. I'm so excited kalo musti nyiapin ini itu untuk perjalanan, kemanapun dan dengan siapa pun. Mulai dari awal dulu aku mengurus paspor, beli tiket, hotel, akomodasi, sampai itinerary aku urus semuanya seorang diri #ciehsombong.
Nah, untuk perjalanan pertama ke Ausie ini aku pengen nyerahin aja urusan visa ke agen tour. Selain karena banyaknya kerjaan kantor, kantor perwakilan Kedutaan Australia ini adanya di Jakarta dan Bali. Jadi gak mungkin kalo harus cuti lagi, ya walaupun berkas bisa dikirim sih. Tapi gak papa lah sekali-kali nyoba pake agen. Toh semua partner trip kali ini juga mengurus visanya pake agen, ya walaupun di berbeda kota.

Setelah menimbang, memantau dan membidik.. akhirnya aku percayakanlah urusan visa ke Dwidaya Tour yang ada di Surabaya cabang Jl Raya Darmo.
Kira-kira dua bulan sebelum jadwal keberangkatan, 8 Agustus 2017, aku datangi kantornya dengan membawa seluruh berkas (lengkap,bahkan lebih) yang sebelumnya aku minta ke Dwidaya apa saja persyaratan yang diperlukan.

Awalnya tidak ada yang aneh, sebagai customer aku dilayani sebagaimana mestinya dengan baik. Seluruh kelengkapan berkas aku berikan, bayar, dan tanda tangan pengisian formulir pengajuan visa.

Fyi, formulir pengajuan visa Australia ini kan buanyaaaak yang musti diisi, nah hal ini juga lah yang bikin aku males untuk mengurus sendiri. Jadi semuanya aku serahin agen dan terima beres visaku sampai jadi.



Jreng..jreng... tepat 2 minggu setelah pengajuan, saudaraku (iya saudaraku, not me) yang mengajukan visa di Bali dengan tanggal yang sama denganku, dapet kabar kalo visanya granted.
Alhamdulillah... seneng banget lah aku, pasti aku juga bakal granted juga dong. Secara, gak ada persyaratan yang kurang. Bahkan saudaraku juga yakin visaku bakal granted kalo visanya dia aja granted, soalnya dia mengakui kalo berkasku "lebih baik" dari pada berkasnya #eitssombonglagi

Reflek lah aku WA mbaknya yang urusin berkasku dulu. Kurang lebih beginilah chat kami :


Bagai petir di siang bolong, iya wong jam 11.42 WITA (tapi gak ada petir sih) pas baca itu aku sama 3 temenku dan saudaraku lagi di Padang-padang Beach Bali. Untung lagi di pantai, jadi ati masih tenang. Masih jernih berfikir positif, mungkin mbaknya salah data atau orang. Disitu juga tertulis nama "pak robi", dan itu bukan namaku.

But, it's true.. my visa is di reject!!!!




Setelah aku baca, ada 3 poin kenapa visaku ditolak. Kurang lebih begini (sori kalo rada lebeh) :
Pertama, eh loe mau ke Ozi ya tanggal 27 September - 9 Oktober 2017, tapi sayang gak aku izinin soalnya loe kagak ada data pendukung, rencana perjalanan, booking hotels, tiket pesawat, etc.
Kedua, iya sih tabungan loe ngecukupin buat biaya hidup. Tapi kenapa loe tiba-tiba ada duit sebanyak itu. Tuyul loe baru nyolong dimana.
Ketiga, eh loe tuh masi newbie traveller. Udah sok2an mau ke Ozi. Kagak, kagak Boleh!!!!!

Setelah kami berdiskusi, membaca dengan cermat dan berulang-ulang, kami sepakat bahwa alasan tersebut semuanya tidak benar.
Actually is not true! It's all wrong!!!

Pertama, loh kok tanggal 27 September - 9 Oktober 2017? Kami ke Ausie sesuai tiket yang kami booking setahun yang lalu dan tidak ada perubahan jadwal apapun, sesuai yang aku lampirkan di permohonan visa yaitu berangkat tanggal 27 September dan pulang tanggal 1 Oktober 2017. Tiket sangat jelas dan aku lampirin booking hotel dari tanggal 27 September-1 Oktober 2017, itinerary dan surat keterangan dari kantor bahwa saya hanya untuk holiday. Sama persis yang dilampirkan saudaraku, bahkan semua booking tiket, hotel atas namaku. Jadi aneh kan kalo saudaraku aja bisa granted, aku enggak?
Kedua, rekening koran yang aku lampirkan adalah 3 bulan terakhir berturut-turut dan tidak ada dana mendadak yang tiba-tiba masuk sehingga tabunganku banyak. Tabunganku dari 1,5 tahun yang lalu nilainya tetap stabil sejumlah itu. Yang lebih mencengangkan lagi, bukannya sombong (hehe), tabungan saudaraku gak ada separuhnya dari tabunganku. Lagi-lagi, jadi aneh kan kalo saudaraku aja bisa granted, aku enggak?
Ketiga, (bukannya sombong lagi nih) sekurang-kurangnya udah 4 negara yang aku kunjungi dan kurang lebih 19x aku keluar masuk negara orang yang dibuktikan copy stempel paspor yang aku lampirkan. Di imigrasi pun bisa dicek juga tentunya. Kalo dibandingin saudaraku yang baru 2 negara dengan 2x kunjungan, lagi-lagi dan lagi, jadi aneh kan kalo saudaraku aja bisa granted, aku enggak?

Menjadi tanda tanya besar bagiku, saudaraku dan ketiga temanku yang kala itu melanjutkan perjalanan ke Single Finn beach. Salah apa aku ini sama kedutaan Ausie sampe segitunya aku maen kesana 5 hari aja gak boleh kan, #lalumewek

Sekali lagi, aku ngajuin visa melalui agen tour Dwidaya Tour cabang Surabaya Darmo. Jadi bukan langsung ke Kedutaan. Nah aku cobalah tanya ke Dwidaya untuk klarifikasi, karena apa yang disampaikan pihak Kedutaan tidak sesuai dengan apa yang telah aku lampirkan di berkas pengajuan. Kali aja kan Dwidaya lupa ngirim lampiranku atau apalah...

Setelah aku telpon, awalnya Dwidaya intinya menyampaikan bahwa semua keputusan ada di pihak Kedutaan. Dwidaya sudah mengirimkan seluruh berkas yang telah dilampirkan. Dan....uang Rp. 1.800.000,- hangus gitu aja. Kalo mau ngajuin ulang aja, tapi ya harus bayar lagi. What the hell? Udah gitu aja?
Bukan perkara uangnya, (ya sedikit diperkarakan sih,hehhe visa ausie kagak murah men), tapi soal tanggung jawab dan loyalitas terhadap customernya itu loh.

Nah itulah yang bikin saudaraku naik darah. Di pinggiran pantai Single fin, sambil nungguin si Wandi yang jauh-jauh dari Lampung renang, di telpon lagi lah mbaknya Dwidaya sama saudaraku. Obrolan yang awalnya baik-baik saja menjadi over excited (aka. Esmosi level dewa). Gimana enggak, kami cuma minta mbaknya tolong dong klarifikasiin ke kedutaan tanggalnya salah loh, tabungan juga ada, berkas-berkas lengkap loh, kan kita minta tolong ke agen yang kami anggap bisa menyelesaikan kendala kalo ada sesuatu, tapi tetep ngotot itu keputusan mutlak, agen hanya ngirim berkasnya aja. Okelah, kalo gitu kami minta copy formulir dan lampiran yang mbak kirim ke Kedutaan buat mastiin kalo apa yang mereka kirim udah bener semua.
And you know what?? Mereka gak pernah ngopy berkas pengajuan visanya customer. Bukan cuma punyaku, tapi mereka mengaku bahwa semua berkas pengajuan visa tidak pernah dicopy. Lantas kita gimana bakal tau berkas-berkas itu sudah benar yang dikirimkan ke Kedutaan, gak bisa dong kita sepenuhnya nyalahin Kedutaan. Kami bilang besok kami datang ke Kantor untuk minta bukti pengiriman berkas dan pasporku.

Hari Selasa, 2 hari setelah pulang dari Bali aku datangi kantor Dwidaya untuk coba minta bukti berkas pengirimannya. Sambil dijalan berdoa semoga diberi petunjuk waktu itu, hehehe. Ada 3 orang mbak-mbak pas aku dateng ke kantornya. Tapi aku berurusan sama mbak yang ngurusin berkasku. Mencoba tetap tenang, rilex.. mbaknya pun aku tau juga begitu. Setelah mengulang lagi pernyataan bahwa mereka tidak pernah mengopy berkas yang dikirim ke Kedutaan, si mbaknya nunjukin foto formulir pengajuan visaku sebelum dikirim ke Kedutaan, untung dia ngefoto, walaupun di halaman depannya saja.

Dan beginilah penampakannya....


Menurut temen-temen itu formulir permohonan yang ditulis mbaknya tanggal 01 Oktober mirip seperti angka 9 Oktober gak sih?? (kalau kurang jelas klik gambarnya ya, lalu zoom, hehe)
Kala itu ntah kekuatan apa yang meyakinkanku kalo that's why my visa was rejected!!!
Aku sadar mungkin pihak kedutaan memang banyak sekali berkas yang harus diklarifikasi, sehingga tidak menutup kemungkinan melihat formulirku dengan angka 9 Oktober. Ya iyalah di reject, tiketku balik aja tanggal 1 Oktober, hotel juga sampai 1 Oktober, nah ini mau di Ausie sampe tanggal 9 Oktober? Mau balik naek apa, mau nginep dimana, mau ngegembel disono?

Aku coba jelaskan pelan-pelan dengan nada tenang untuk mohon lah dilakukan klarifikasi ke kedutaan, kantor pusat Dwidaya atau apalah. Aku yakin kalau berkasku diklarifikasi dengan baik, pasti tidak ada alasan Kedutaan menolak visaku. Setelah aku ngoceh panjang yang intinya tolong lah diusahakan apa kek, atau paling nggak mbaknya minta maaf dan ngakuin kekurang akuratan pengisian formulirnya akhirnya si mbaknya sebelahnya yang dari tadi diem aja mantengin komputer (yang mungkin berisik kali ya aku ngoceh terus) bilang "Bapak, gini aja pak! kami coba klarifikasikan dulu ya visa bapak. Nanti kami hubungi kembali, pak! Tapi kami tidak menjamin sepenuhnya visa Bapak granted ya! Sekali lagi keputusan sepenuhnya ada di pihak Kedutaan"

Nice, walaupun mbaknya ngomong sambil ngasih muka jutek, but that's what I Excpected!! Gini kek dari tadi, bukannya Kedutaan aja terus jadi kambing hitamnya. Bukan juga disaranin buat ulang lagi, tapi aku harus bayar lagi. Iyuh!

Setelah dapat kesepakatan itu, yang walaupun aku gak yakin 100% ada usaha ekstra dari mbaknya, aku keluar dari kantor dan membawa kembali pasporku. Dan artinya aku bayar Rp. 1.800.000,- hanya untuk bayar cover paspor ini aja wkwkwkwkw

Eh bukan, jadi ternyata harganya Rp. 1.820.000,-. Mbaknya dan kasirnya salah hitung, padahal udah aku bayar dan udah dapet kwitansi seperti gambar diatas tadi. Tapi aku bilang minta talangin dulu soalnya aku gak sempet ke kantor kala itu. Tapi tenang, yang Rp. 20.000,- udah aku balikin kok via babang Gojek.


Sepulang dari situ, aku langsung cari-cari info gimana cara terbaiknya untuk dapet granted visa. Mengingat kurang dari sebulan lagi jadwalku berangkat.
Jadi, untuk pengurusan visa Ausie di Indonesia pihak Kedutaan menunjuk Australia Visa Aplication Center (AVAC) dalam hal ini PT VFS Global. VFS Global merupakan perusahaan komersial yang dikasih otoritas oleh Kedutaan Australia yang bertempat di Jakarta dan Bali untuk ngasih informasi mengenai prosedur dan persyaratan yang super lengkap dan yang pasti untuk menerima aplikasi permohonan visa. Jadi semua permohonan visa baik itu permohonan sendiri atau melalui agen atau apapun pasti akan dikirim kesini dulu. Jadi semacam jembatan antara pemohon visa dan Kedutaan.

Setelah itu aku coba lah untuk hubungi call centernya VFS, coba nanyain gimana terbaiknya, kali aja VFS bisa bantu usahain. Pertama memang benar walaupun pihak VFS ditunjuk Kedutaan, tetapi segala keputusannya ada di pihak Kedutaan. Sebenernya VFS juga bisa bantu usahaian klarifikasi kalo misal pengajuan visaku langsung ke VFS dan bila kesalahan memang ada di pihak VFS. Tapi karena aku ajuinnya melalui agen, jadi aku disuruh coba kirim email pertanyaan terkait klarifikasi penolakan visa ke Kedutaan yang kala itu dikasih alamatnya ini www.border.gov.au, tapi hasilnya nihil. VFS juga menyampaikan bahwa bisa melakukan pengajuan banding ke Kedutaan, tapi akan memakan waktu yang lama dengan prosedur yang panjang. Jalan satu-satunya ya memang harus mengajukan ulang.

Hiksss.... harusnya bayar sekali aja bisa jadi, harus bayar dua kali gegara kesalahan tulis mbaknya :(
Yang awalnya budget traveller, jadilah bengkak traveller!

Sebenernya aku mau coba aja urus sendiri, isi formulir, lengkapin berkas dan aku kirim atau aku datang langsung ke VFS, tapi lagi-lagi takut waktu yang terlalu mepet akhirnya aku coba melalui agen lagi.

Sebelumnya aku rada worry juga sih ajuin visa lagi. Kalo gak granted kan rugi bayar visa dua kali, tiket pesawat sama hotel kan. Tapi karena masih don't believe visaku ditolak, dan penasaran apa bener Kedutaan tolak visaku karena alasan yang disebutkan atau memang karena kesalahan tulis angka 9 itu dari mbaknya? Mari simak kelanjutannya......

Setelah puyeng ngasih keputusan, pilihanku masih sama di Dwidaya, loh kok...? Iya karena saudaraku juga urus visanya disana dan gak ada masalah sedikit pun sampai visanya granted. Tapi yang ini beda cabang, di Dwidaya Bali Teuku Umar. Itung-itung cobalah bandingin pelayanan Dwidaya disana. Ditambah lagi setelah aku ceritain kasusku disana, mas yang bantu pengurusan visaku kala itu informatif banget, pikirannya positif dan yang terpenting bisa ngeyakinin aku kalo dia bisa bantu usahakan.
Berkas yang aku serahin semuanya sama seperti yang aku serahin waktu permohonan di Dwidaya Surabaya Darmo, hanya saja untuk lebih meyakinkan aku tambahin Bank Reference yang menyatakan soal keuanganku dan penjelasan klarifikasi penolakan visaku yang aku buat sendiri.

And.....finally 6 hari setelah aku serahin semua berkasku, ada berita baik dari masnya bahwa visaku GRANTED!!!!! Alhamdulillah...... terimakasih ya Allah, terima kasih Dwidaya Bali Teuku Umar yang udah ngebantu...



Speechless aja aku denger kabar itu. Ini artinya apa, memang berkasku itu gak ada yang salah, yang katanya aku gak ada tiket lah, uang masuk tiba-tiba lah sampai alasan frekuensiku ke luar negeri. Kedutaan pasti mencari beberapa reason untuk memperkuat penolakan visaku yang gara-gara kelalaian dari pihak yang kita percaya untuk memproses visa. Jadi keyakinanku menguat ini karena kesalahan mbaknya waktu itu mengisi formulir permohonan. Boro-boro mau ganti uangnya atau paling enggak dikirim lagi ulang berkasnya, minta maaf aja gak ada kalau gak aku ceramahin lagi di watsapp, barulah dia minta maaf. Yang ada dipikirannya mungkin "ya udah sih ditolak ya ditolak, masih ngeles aja".

Ahh yasudahlah... nasi udah jadi bubur. Bener-bener dijadiin pengalaman aja buatku dan temen-temen nantinya yang akan apply visa. Semoga tidak ada customer lain lagi yang dirugikan karena kelalaian semacam ini. Aamiin..

Kalo boleh saran sih lebih baik apply visa melalui VFS global aja, toh semua agen travel juga akan dikirimkan kesana. Yang jelas tidak ada biaya tambahan seperti yang agen travel lakukan. Kalaupun sementok-mentoknya males karena isian formulir visa Ausie yang begitu banyaknya, pilihlah agen travel yang bonafit dan meyakinkan. Kebanyakan agen-agen travel pengurusan visa sudah baik, mungkin kemarin emang pas apesnya aku aja.hehehe

I hope this may help you... :)




5 komentar:

  1. wahh... postingan yang sangat informatif.. ane sedang mencari referensi proses pengajuan visa ke aussie buat ikutan WHV tahun ini sih.. setelah baca baca ini info yang ane dapat makin lengkap dan ane bisa lebih berhati hati dalam menyiapkan semuanya.. cuma masih ikutan gemes sama sesembak yang ga bertanggung jawab itu, biarin saja dia juga bakal dapat karma, tetiba dia mau keluar negeri visanya ditolak tanpa alasan jelas hahahahaa....

    BalasHapus
  2. Selamat siang Kak Asep
    Saat mengisi form 1914 , apakah kak Asep menyatakan didalam sana bahwa kak Asep pernah ditolak visa turisnya ?

    Rencana mau menggunakan agent Dwidayatour juga buat mengajukan visa turisku.
    Terima kasih

    BalasHapus
  3. Siang kak...wah pegalamannya sgt membantu karna tuk saat ini sy jg rencana mengunakan agent tour dwidaya tuk apply visa ke ausie ..skr setdknya sy bisa tau apa yg hrs sy nayain...makasih kak atas infonya sangat membantu.

    BalasHapus
  4. jadi berfikir ulang, aku td juga ke dwidaya tour cabang darmo yg ada di pakuwon.. pelayananannya mmg sedikit jutek..

    BalasHapus
  5. Siang Ka,
    Saya juga sudah pengajuan visa 2x dan ditolak. Mengenai masalah keuangan yang tiba-tiba melonjak bagaimana menjelaskannya? Penjelasan klarifikasi penolakan visanya via apa? Makasih :)

    BalasHapus