Senin, 19 Oktober 2015

Jogja, 2 hari 1 malam. Why not?? (Day-1)

Kesibukan dalam rutinitas bekerja sehari-hari terkadang membuat kita jenuh. Setiap individu tentunya memiliki variasi cara mereka dalam melepas kejenuhan agar bekerja kembali nyaman dan menyenangkan. Mulai dari hal-hal kecil yang dilakukan di kantor, misalnya makan-makan di ruangan bersama rekan kantor, olahraga bersama, hingga melakukan aktifitas baru diluar kantor, seperti liburan mengunjungi destinasi-destinasi menarik.

Namun terkadang banyak yang berfikir jika liburan ke destinasi-destinasi menarik, apalagi ke luar kota, akan memerlukan waktu panjang dan harus merelakan cutinya untuk berlibur. Eittssss... jangan salah, liburan bisa kok dilakukan dengan singkat tanpa mengambil cuti.

Seperti halnya yang aku lakukan di hari sabtu dan minggu kemarin ke kota pelajar, kota seni budaya yang konon merupakan kota yang istimewa di Indonesia. Ya benar, Jogjakarta/Yogyakarta. Di hari liburku sabtu dan minggu yang menurut sebagian orang terlalu pendek untuk berlibur ini, aku coba memberi gambaran bahwa liburan itu tidak perlu terlalu lama untuk mendapat momen istimewa.

Jogja, 2 hari 1 malam. Why not??


Keberangkatan

Aku dan temanku memilih moda transportasi kereta api, selain dinilai lebih cepat 2 jam dari pada bus, jadwal kereta dari Surabaya ke Jogja juga tepat karena berangkat pagi. Banyak pilihan keberangkatannya, kali ini kami memilih kereta Pasundan karena berangkat paling pagi untuk kelas ekonomi. Sebaiknya memesan tiket jauh hari sebelumnya, karena kereta ekonomi, apalagi pas weekend gini tiket sold lebih cepat.

Sabtu pagi pukul 08.15 wib kami berangkat dari stasiun Surabaya Gubeng dan tiba di stasiun Lempuyangan pukul 13.48 wib. Setibanya di lempuyangan, kami menuju lokasi sewa sepeda motor yang kami order sebelumnya di http://www.rentalmotoryogyakarta.com/. Tak jauh, tepat di depan stasiun lempuyang lokasi sewa motor berada. Setelah menyerahkan persyaratan dan melakukan pembayaran, kami pun membawa motor vario sewaan kami.

Hotel tempat kami menginap juga tak jauh dari stasiun lempuyangan. Tak sampai 3 menit atau kira-kira 1 km dari stasiun, berdirilah hotel Jambuluwuk Malioboro Boutique. Tepat pukul 14.00 Wib kami sudah diberikan key room untuk kami menginap nanti. Hotel yang juga tak jauh dari jalan malioboro ini relatif lebih murah untuk hotel berbintang 4. Fasilitas yang diberikan juga sudah melebihi ekpektasiku sebelum cek in.

Istirahat diselingi narsis tipis-tipis. hehehehe

Begini penampakan kamar standart kami.

Outlet Biru, Ambarukmo Plaza, Il Tempo Del Gelato, Malioboro

Setelah cek in, menyimpan barang dan makan bekal bawaan dari rumah (biar hemat :P), sekitar pukul 15.00 wib kami memulai plesiran kami.

Kami mengawali ke outlet biru. Sebuah factory outlet yang cukup terkenal di kalangan anak muda Jogja. Outlet yang kami datangi terletak di Jl. Wakhid Hasyim, Condong Catur, Sleman, Yogyakarta. Dekat dengan Ambarukmo Plaza. Outlet disini menjual berbagai macam pakaian, celana, sepatu, tas, dompet dan semacamnya dengan berbagai macam merk terkenal/branded namun dengan harga miring. Kualitas barang yang dijual di outlet ini grade ori, namun bentuk dan kualitas udah kayak pinang dibelah dua sama barang orinya. Gak keliatan KW-nya!!!hehehe


Setelah puas belanja di outlet biru, kami melangkahkan kaki ke ambarukmo plaza, atau orang banyak menyebutnya dengan amplaz. Ya mall terbesar di Jogja ini tetap ramai sekali meskipun lokasinya lumayan jauh dari pusat kotanya. Jika kalian ke Jogja mencari mall yang recomended atau untuk mencari barang-barang brand ternama, disini tempatnya.

Ketika kami masuk mall masih terlihat cahaya matahari yang menyinari jalan, namun ketika kami keluar, jalanan pun sudah disinari cahaya lampu yang dipasang di sepanjang jalan. Hiruk pikuk Jogja begitu terasa ketika kita menyusuri jalanan disana, ramainya lalu lintas tak membuat kami lelah dan pantang semangat untuk menikmati malam minggu Jogja.

Setelah puas di tempat perbelanjaan, kami mendatangi sebuah kedai gelato. Karena aku pecinta gelato, sebelum berangkat kemarin nge mbah google dimana tempat gelato enak di Jogja. Yap benar, tak lain dan tak bukan semuanya merekomendasikan Il Tempo Del Gelato atau yang lebih dikenal masyarakat dengan Tempo Gelato. Kedai Gelato yang berada di jalan prawirotaman 43 ini sangatlah ramai ketika kami datang kesana. Bahkan banyak pengunjung yang pesimis untuk antri lalu pergi. Namun tidak bagi kami, meskipun terlihat antrian begitu panjangnya kami tetap mencobanya. Never give up before trying dong, hehehe
Eng ing eng......

Ada 28 pilihan rasa yang menggoyang lidah di Tempo Gelato
Meskipun antrian begitu panjang, namun pelayanan begitu cepat, tak sampai 15 menit lo kami bisa memilih rasa gelato yang kami inginkan. Mungkin karena kedainya tidak begitu besar, sehingga pengunjung yang datang terlihat memenuhi seluruh kedai.

Ada 2 pilihan sajian gelato disini, cups dan cone. Untuk cups sendiri terdiri dari small hingga x-tra big dengan rate price 20rb - 115rb. Kali ini kami memilih cone, dengan harga 25rb saja kita dapat menikmati gelato lezat dengan berbagai pilihan rasa. Disini kita bisa memilih maksimal 2 rasa untuk di mix. Raspberry dan mint chocolate lah yang menggoda indra perasa dan penglihatanku.hehehe

Lezatnya Gelato Tempo yang memanjakan lidah
Setelah puas menikmati gelato nan lezat, kami berlanjut ke Malioboro. Datang ke Jogja tapi tidak mampir malioboro itu ibarat sayur tanpa garam, hambar. Meskipun terasa penat dan hiruk pikuknya, jalanan malioboro tetaplah menjadi daya tarik untukdikunjungi. Entah itu berbelanja, hanya sekedar jalan-jalan, ataupun wisata kuliner, kedatangan ke Jogja akan lebih afdol jika mampir ke malioboro, meskipun sudah beberapa kali mengunjungi jalan yang menjadi sejarah kota Yogyakarta.

Malam itu, sekitar pukul 20.30 Wib kami mampir di sebuah angkringan di pinggir jalan itu. Ya.. menghabiskan malam minggu tepatnya...

Sekitar pukul 21.30 Wib, kami kembali ke hotel untuk istirahat. Sampai jumpa di hari esok.... Jogja, 2 hari 1 malam. Why not?? (Day-2)



Pengeluaran  Tarif  Ket
Tiket kereta Surabaya-jogja          100,000  
Penginapan Jambuluwuk          200,000 400/2 orang
Sewa motor 24 jam            35,000 70/2 orang
Bensin full            10,000 20/2 orang
Ice Cream Tempo Gelato            25,000  
Parkir              6,000  
Total          376,000  





























Rabu, 29 Juli 2015

Jelajah Lombok, HOT Tetapi Tidak Pedas (Day-2 --> Gili Trawangan Island)

Setelah melalui hari pertama di Lombok yang (cukup) melelahkan, di hari kedua ini kami melanjutkan destinasi ke pulau yang berada di sebelah barat laut pulau Lombok. Pulau tersebut adalah pulau Gili Trawangan. Tentu tak asing bukan dengan Gili Trawangan? Yuk simak perjalanan kami di pulau yang sangat indah tersebut...

Di pagi yang (sedikit) buta sekali (karena mata masih setengah melek), setelah sholat shubuh dan mandi kami segera bersiap untuk meninggalkan hotel. Di hotel yang kami inapi terdapat service breakfast, namun karena masih terlalu pagi kami tidak bisa mencicipi sarapan di hotel tersebut. Tepat pukul 7.00 WITA kami sudah ditelefon oleh taksi yang akan mengantarkan kami ke pelabuhan Bangsal. Sebagai informasi, kami telah memesan taksi sebelumnya pada Pak Sahnan, driver sewa mobil kami kemarin. Kebetulan beliau punya teman sopir taksi yang bisa mengantar kami. Pak Sahnan menawarkan tarif taksi tersebut kepada kami 120 ribu rupiah dari Mataram ke pelabuhan Bangsal, tempat kami menyeberang ke Gili Trawangan. Tarif ini relatif murah, mengingat jika kita menggunakan argo taksi perkiraan biayanya sekitar 150rb an.

Kami pun segera cek out dan menghampiri pak Zul, sopir taksi yang akan mengantar kami. Pagi itu masih terasa gelap sekali karena kondisinya hujan, sehingga menambah rasa lapar perut kami. Pak Zul menawarkan kami untuk mencoba sate rembiga yang banyak dijual di daerah pusuk. Perjalanan dari mataram ke pelabuhan bangsal akan memakan waktu kurang lebih 1 jam jika di tempuh melalui jalur hutan pusuk, jika melalui senggigi akan memakan waktu kurang lebih 1,5 jam. Setengah jam bertolak dari kota Mataram kami pun melalui hutan Pusuk, atau yang lebih dikenal dengan Pusuk Pass. Namun sangat disayangkan hujan yang tak kunjung reda dari mataram hingga pusuk tak merestui kami untuk mecoba sate rembiga disana. Because what? Karena hujan itulah tak ada warung yang buka disana. Padahal di pinggir jalan terlihat jejeran warung yang menyediakan sate rembiga yang rencananya mau kita icipi.

Well.. well.. well.. perjalanan pun berlanjut, kurang lebih 20 menit kita pun sampai di pelabuhan bangsal, pelabuhan tempat perahu yang akan mengantar kami ke Pulau Gili Trawangan. Di loket pembelian tiket terlihat banyak sekali calon penumpang yang akan menyeberang. Pelabuhan Bangsal sendiri tak hanya untuk penyeberangan ke Pulau Gili Trawangan saja melainkan ke tiga pulau yaitu Gili Air, Gili Meno dan Gili Trawangan itu sendiri. Hanya ada 1 loket untuk pemesanan tiket perahu ke tiga Gili tersebut. Apalagi hari itu masih pagi sekali, pantas saja jika loket ramai sekali karena bersamaan dengan berangkatnya para ibu-ibu penjual makanan, buah dan sayuran yang akan dijual ke pulau-pulau tersebut. Namun karena pelayanan cepat, kami pun hanya antri sebentar sudah dapat tiketnya. Eitttssss.. tapi enggak langsung berangkat lo ya. Yap, kami harus menunggu hingga kuota penumpang perahu sebanyak 20 orang. Sembari kami menunggu perahu penuh, kami pun mencoba membeli makanan di toko dekat loket penjualan tiket. Tokonya lumayan besar dan cukup lengkap dengan berbagai macam makanan. Mengingat saya ingat betul banyak yang bilang bahwa makanan dan minuman di Gili Trawangan relatif lebih mahal. Selain karena sebuah tempat wisata yang berada di pulau, disana pun banyak sekali wisatawan mancanegara. Wajar lah kalau harga disana lebih mahal. Maka dari itu saya coba mampir ke toko tersebut, lumayan lah kalau masih selisih 100 200 rupiah.hahahah. Dan alamaak... ternyata harga makanan disitu saya bilang masih murah. Contohnya air mineral merk a*ua disana dihargai 4000 rupiah, di surabaya pun kalo di toko kelontong juga sama 4000 rupiah jualnya. Tapi ini pelabuhan tempat wisata, jadi saya bilang murah lah. Disitu pun saya memborong beberapa makanan untuk persediaan di pulau nanti.hahahah

Pas kami keluar dari toko tersebut, kami disambut oleh pengeras suara dari petugas pelabuhan yang menginformasikan bahwa perahu ke Gili Trawangan siap berangkat. Kami pun segera bergegas menuju perahu yang akan kami tumpangi. Tak sampai 45 menit kami pun tiba. Taarrrrrraaaaaaaaaa....


 
Welcome to Gili Trawangan...

Kesan pertama ketika menginjakkan kaki disana adalah keren, berasa seperti di luar negeri.haahhaha ya karena hampir seluruh pengunjung disana adalah para bule-bule, hanya kami dan para penjual disana yang asli orang lokal. Seluruh jalan di Gili trawangan mirip sekali dengan jalan legian di pulau Bali, dimana sepanjang jalan disana berderet cafe, bar-bar, jasa travel, penyewaan  sepeda dan beberapa hotel. Uniknya jalanan disini berada di sepanjang pinggir pantai dan tak ada satu pun kendaraan bermotor disana. Ajiiiibbb..... Namun sayang, hujan yang turun dari semalaman membuat pasir putih nan indah di sepanjang jalan pulau tersebut menjadi kurang menarik. Warna pasirnya menjadi seperti kecoklatan.



Dari dermaga tempat kami turun dari perahu, kami pun menyusuri jalanan tersebut sambil mencari lokasi hotel kami menginap nanti malam. Tak sampai 10 menit kami berjalan kaki atau sekitar 200 meter dari dermaga, kami pun tiba di hotel untuk cek in dan menaruh barang. Sebagai informasi kami menginap di Funny Homestay 2 yang sudah kami pesan jauh hari sebelum kami tiba dengan reservasi di agoda.com sebesar Rp. 242.700/kamar/malam.

Setelah cek in, kami pun keluar untuk jalan-jalan menyusuri pulau. Di tengah perjalanan banyak sekali yang menawarkan jasa sewa sepeda.
Kami pun tergiur untuk menyewanya. Awalnya sang penjual jasa tersebut menawarkan harga sewa untuk sepeda keranjang Rp. 40rb/hari dan untuk sepeda tandem Rp. 50rb/hari. "Itu sudah harga turis lokal, mas", akunya. "Ah.. masih mahal tu mas, kami masih mahasiswa nih..... 70rb ya semua, ok?", tawarku. Akhirnya kami deal dengan harga 70rb untuk sewa 1 sepeda keranjang dan 1 sepeda jenis tandem untuk berdua. Murah bukan?





Mengingat disana hanya ada 3 pilihan untuk mengitari pulau, naik sepeda, naik cidomo (dokar/andong) dan jalan kaki.hehehe
Sewa cidomo disana anatara 50-70rb untuk mengitari pulau, namun tak bebas kita ingin mampir ke view-view yang menarik. Jalan kaki, pasti capek laah. Akhirnya kami memilih untuk menyewa sepeda.hahahahahaa





Kami pun melanjutkan mengitari seluruh isi pulau. Seseungguhnya tak lama untuk mengitari seluruh pulau, hanya perlu waktu kira-kira 1 jam. Namun yang bikin lama adalah banyaknya spot cantik yang sayang jika dilewatkan untuk berfoto.hehehe

Di tengah teriknya matahari kami mencoba yang dingin-dingin. Di sepanjang jalan banyak sekali penjual ice cream, disana terkenal sekali ice cream Gili Gelato. Kami coba 1 scoop ice cream tersebut. Gilaaaaak enak banget deh. Kalo kesana wajib cobain ice cream ini. Harga1 scoop cm 15rb rupiah. Murah bukan?

Kami juga mencoba nasi bungkus yang banyak dijajakan oleh ibu-ibu di jalan. Cukup 10rb rupiah kita sudah dapat menikmati nasi bungkus untuk santap siang.hehehehe

Waktu menunjukkan pukul 12.30 WITA, kami pun kembali ke hotel untuk melepas lelah karena diluar juga panas sekali.

Sekitar pukul 15.00 WITA kami melanjutkan jelajah kami, kali ini kami menuju suatu tempat yang lagi ngehits di Gili Trawangan. Lokasinya berada di Aston Hotel. Tepatnya berada di seberang jalan Aston Hotel. Berupa hamparan pantai indah yang menghadap ke barat laut, bisa kebayang bukan apa yang kita cari.....  the lovely sunset. Wkwkwkwkwkwkwkwkwk

Tak harus menginap di hotel untuk menikmati fasilitas di tempat ini. Kami datang langsung menuju kursi yang tersedia, duduk, memesan minuman, dan ciiiiiissss... sori selfie hahahahaha




Tak hanya menikmati sunset, sembari menunggu sang surya menenggelamkan tubuhnya kami pun beranjak untuk mencoba ayunan. Ada yang menarik ayunan disini, lokasinya itu loh, gak biasa, dipinggir pantai men... Meskipun tak se elok di Hawaii sana sih (belom pernah kesana juga,sih), tapi ayunan disini udah keren banget. Pas sambil menikmati keindahan pantainya...



 ......Hingga akhirnya sang surya pun menenggelamkan cahayanya. Pantai pun mulai gelap. Bukan semakin sepi, para turis justru semakin banyak yang berdatangan. Because what? Disini terdapat live music yang diselenggarakan oleh pihak hotel ketika fajar telah menyingsing hingga larut malam. Kami pun kembali karena perut mulai lapar.

Setelah makan kami pun istirhat karena besok kami harus mengejar perahu paling pagi agar dapat tiba di bandara tepat waktu.

Perjalanan di Lombok pun berakhir.. semoga bisa betemu lagi... Thanks for anything :)


Jumat, 24 April 2015

Jelajah Lombok, HOT Tetapi Tidak Pedas (Day-1 --> Taman Narmada dan Senggigi)


Helo, terima kasih yang masih ngikutin ceritaku jalan-jalan ke Lombok day-1. Mohon maaf ya kalo ceritaku terbagi-bagi menjadi beberapa postingan. Biar agan-agan yang baca gak bosen baca  cerita yang terlalu panjang,hehehe

Masih di hari pertamaku di Lombok. Setelah sebelumnya kami mengunjungi desa Sade, Pantai Kuta Lombok dan Tanjung An, kali ini kami melanjutkan plesir ke sebuah taman yang tersohor di Lombok. Taman Narmada, begitulah sebutannya.




Taman Narmada berada di sebelah timur Kota Mataram, tepatnya di Desa Narmada, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat. Letaknya tepat di seberang Pasar Narmada. Harga tiket masuk untuk menikmati keindahan taman Narmada ini hanya 6 ribu rupiah saja. Taman ini luasnya kurang lebih dua hektare dan memiliki bagian, antara lain: Pura Narmada, Bale Terang, Bale Loji, Telaga Kembar, Telaga Padmawangi, Bale Bancingah, Bale Pamerajan dan beberapa bagian lainnya yang saya sudah lupa.hehehe
Taman Narmada adalah taman air yang merupakan replika Gunung Rinjani dan danau Segara Anak. Taman ini termasuk salah satu tempat yang dikeramatkan oleh masyarakat Lombok, Taman yang dibangun oleh Raja Anak Agung Gde Ngurah Karang Asem pada tahun 1727 ini bertujuan agar dapat berziarah dan beribadah tanpa harus berjalan ke Puncak Gunung Rinjani.




Tersohornya objek wisata Narmada, salah satunya karena keberadaan Bale Petirtan, di mana di dalamnya terdapat sebuah mata air yang merupakan pertemuan tiga sumber mata air: Suranadi, Lingsar dan Narmada sendiri. Bagi umat Hindu, air ini disakralkan sebagai tirta atau air suci. Pengunjung Narmada mempercayai air suci tersebut sebagai air awet muda.


Bagi pengunjung yang ingin bersembahyang (umat Hindu) di Bale Petirtan, akan dikenakan pembayaran 50 ribu rupiah sebagai ganti uang banten, yang akan disiapkan penjaga. Selanjutnya, dengan berselendang di pinggang, pengunjung akan dipersilahkan memasuki bale untuk menghaturkan bakti. Karena kami muslim, maka kami hanya berfoto di depan gapura bale.hehehe

Cukup melelahkan bila kita mengitari seluruh bagian taman, selain karena luas, jalannya pun mendaki. Namun tak akan terasa bila kita menikmati keindahan alam dan kesegaran udaranya. Walaupun taman tersebut merupakan tempat ibadah umat Hindu, namun di sebelah taman tersebut terdapat musholla untuk sholat orang muslim. Kami pun sholat di musholla tersebut sebelum keluar dari taman Narmada.

Puas menikmati taman Narmada, tepat pukul 16.30 WITA kami pun bertolak dari taman Narmada menuju ke pantai Senggigi untuk menikmati sunset dan jagung bakarnya.
Tak sulit mencari spot yang enak untuk menikmati sunset, karena di sepanjang pantai senggigi banyak sekali pilihan tempat untuk menikmatinya, lengkap dengan penjual jagung yang berjejer di pinggiran. Tak sampai setengah jam perjalanan kami pun tiba dan mendapat spot yang pas. Kenapa pas? Karena selain dapat menikmati sunset dan jagung bakarnya di bibir pantai, kami pun mendapat bonus menikmati keindahan pura yang dibangun tepat di tebing pinggir pantai dekat dengan pantai yang kita kunjungi.

Kalau mampir ke Senggigi jangan khawatir untuk membeli jagung bakar yang dijual di pinggiran pantai, walau nampak kurang meyakinkan namun jangan salah, rasa jagung bakar disini dijamin ciiyamiiik. Lumayan juga buat ganjel perut.hahahaha

Cuma seharga 5 ribu rupiah kita dapat menikmati jagung bakar lengkap dengan tontonan sunset gratis tepat di depan kita duduk ini.


Sang penjual jagung memang sudah menyeting sedemikian rupa sehingga membuat pengunjung yang datang merasa ingin membeli jagung bakarnya. Karena seluruh penjual jagung disana yang mayoritas ibu-ibu sudah menyiapkan tikar yang dijejer sepanjang bibir pantai tepat di depan sang surya menenggelamkan dirinya. Menikmati suatu keindahan alam memang merupakan momen dimana diri kita merasa nyaman dan tenang. Apalagi jika ditemani oleh orang-orang tersayang. Sudah barang tentu menambah kebahagiaan tersendiri. See you next time pantai Senggigi, i'll be sick for Jagung Bakar :')





Sang surya pun telah menanggalkan cahayanya, orang-orang yang tadi menemani kami satu per satu telah meninggalkan pantai, begitupun kami.

Karena hari sudah gelap, kami pun menuju ke kota Mataram. Selain kepengen tau bagaimana suasana kota Mataram, lokasi hotel tempat kita menginap malam ini juga berada disana. Di itinerary yang saya buat sebenernya mau mampir dulu ke toko oleh-oleh yang bernama toko Phoenix. Karena di blog rekan-rekan banyak sekali yang mereferensikan toko Phoenix sebagai tempat untuk membeli oleh-oleh. Selain lengkap harganya pun (katanya) murah. Namun sayang seribu sayang, kata pak Sahnan kalau malam toko Phoenix sudah tutup. Katanya sih jam bukanya hanya sampai jam 17.00 WITA aja. Akhirnya kami meminta saran ke pak Sahnan dimana tempat untuk membeli oleh-oleh yang oke. Dari sekian banyak toko oleh-oleh yang disebutkan, kami putuskan memilih toko lestari karena searah dengan jalan yang kita lewati untuk membeli makan dan ke hotel.
 Toko Lestari berada di jalan Adi Sucipto Tinggar, Ampenan, Mataram. Tokonya tak sebesar yang ada dibayanganku, karena yang dijual hanya oleh-oleh makanan khas lombok saja. Tak ada barang/cinderamata yang dijual disana, hanya khusus makanan. Namun cukup ramai pengunjung selain karena harganya yang relatif murah, pilihan makanannya lebih bervariasi jadi lebih banyak pilihan.





Ada berbagai macam oleh-oleh makanan khas Lombok yang dapat dibawa pulang, namun yang paling banyak adalah dodol. Ada beberapa jenis dodol disana, namun yang paling khas Lombok adalah dodol rumput lautnya. Tak usah ragu apakah rasanya enak atau tidak, karena seluruh pengunjung disana boleh mencicipi rasa makanan yang ditawarkan. Di dekat makanan yang dijual dalam rak, terdapat tester yang telah dipotong kecil-kecil yang dapat dicoba. So, kita bisa menyesuaikan dengan lidah kita makanan tersebut patut dibeli atau tidak. Kami pun cukup lama mengitari toko tersebut, karena mencicipi keseluruhan makanannya. Dan semuanya lumayan enak-enak. hahahahaha

Setelah puas belanja oleh-oleh makanan, kami pun ingin menikmati makanan khasnya Lombok. Dari berbagai rekomendasi tempat makan di Mataram yang saya baca jauh-jauh hari, kebanyakan merekomendasikan Lesehan Taliwang Irama yang berada di Jalan Ade Irma Suryani 10, Cakranegara, Mataram. Dan kami pun meluncur kesana.

Karena yang terkenal disini adalah ayam taliwang, saya pun memesan Ayam Goreng Taliwang ditambah dengan plecingan dan beberuk terong. Mantaappsss kenyangnya...


Setelah kenyang, kami pun menuju ke hotel. Karena waktu sudah menunjukkan pukul 21.00 WITA dan agar stamina on fire untuk hari esok. Karena hotel kami masih di kawasan cakranegara, maka tak sampai 5 menit kami tiba di hotel yang telah saya pesan satu minggu sebelum berangkat. Setibanya di hotel kami pun baru sadar bahwa hotel yang saya pesan lokasinya tepat bersebelahan dengan mall Mataram. Karena mallnya masih terlihat buka, kami pun mencoba mampir sebentar melihat mall satu-satunya yang ada di Mataram tersebut. Mall tersebut sudah mulai sepi pengunjung karena memang sudah malam dan mau tutup.Tak sampai 15 menit kami memutari seluruh isi mall, karena mallnya memang kecil.



Setelah selesai kami pun kembali ke hotel. Hotel yang kami pesan bernama Hotel Palapa yang berada di Jalan Palapa I, Mataram. Harga per malamnya 250rb untuk kamar type standar AC kamar mandi dalam. Kamarnya bersih dan nyaman. Untuk harga segitu sangatlah murah sekali, kualitasnya tidak murahan. Recomended banget deh bagi  yang mau menginap di kota Mataram.


Oya, sebelum kami masuk hotel, kami pun harus berpisah dan berpamitan dengan pak Sahnan driver kami yang menemani di hari pertama kami berada di Lombok. Terima kasih pak, semoga dilain kesempatan kita dapat berjumpa kembali. ZZzzzZzzZzzZzZz

Mau tau ceritaku di Gili Trawangan? Cooming soon yaa...


Kamis, 23 April 2015

Jelajah Lombok, HOT Tetapi Tidak Pedas (Day-1 --> Pantai Kuta dan Tanjung An)


Masih penasaran ya sama tripku hari pertama di Lombok ini?hehehehe :P
Baru sadar lo kalo tulisanku di hari pertama dan masih di desa Sade aja udh satu postingan sendiri (karena baru pertama nulis sih). Jadi nantinya ceritaku selama di Lombok akan aku bagi menjadi beberapa postingan.
Yuk ceketot lanjutannya.....

Masih di hari yang sama tanggal 17 April 2015 setelah kami berkunjung ke desa wisata Sade, kami pun bergegas melanjutkan perjalanan karena waktu yang terbatas. Mengingat hari itu hari jumat, kami pun pukul 12.00 WITA bergegas meninggalkan desa Sade menuju arah pantai Kuta Lombok. Sembari ke arah pantai kami dicarikan Masjid untuk sholat Jum'at oleh Pak Sahnan (driver kami). Kebetulan beliau juga seorang muslim. Kalau kata pak Sahnan sih hampir 90% penduduknya beragama islam. Bila dilihat secara budaya dan lingkungannya Lombok memang hampir mirip seperti Bali, yang mayoritas penduduknya beragama Hindu.  Yang bikin nilai tambah kenapa aku suka travelling di Lombok ya karena sebagian besar penduduk Lombok menganut agama islam. Jadi untuk cari makan maupun beribadah tidak merasa kesulitan. Seperti halnya kali ini kita akan melaksanakan sholat Jum'at. Tak sampai 10 menit perjalanan dari desa Sade kami menemukan Masjid besar. Kalau gak salah nama Masjidnya Baitul Rahim yang berada di Jalan Kuta Lombok.

O ya, bagi yang belum menyimak kunjunganku sebelumnya di desa Sade, bisa dilihat disini http://sijiteloe.blogspot.com/2015/04/jelajah-lombok-hot-tetapi-tidak-pedas.html

Setelah kami selesai sholat Jumat, kami melanjutkan perjalanan menuju pantai Kuta Lombok. Saking hebringnya diri kami, kami pun lupa untuk makan siang. Sebenernya udah ada sih itinerary untuk kuliner makanan khas Lombok yang kepengen banget kami coba. Namun sayang, kata Pak Sahnan kalau kuliner-kuliner tersebut di lokasi kami berada itu tidak ada yang recomended (katanya). Tak apalah, masih ada nanti malam dan esok hari dan esok lusa dan kapan-kapan lagi kalau kesini.hahahahahaha

Setelah perjalanan kurang lebih 10 menit kami ditawarkan makan di warung tegal oleh pak Sahnan. Ohmeeennn... di Surabaya hampir tiap hari aku makan di warung tegal, masak jauh-jauh ke Lombok makannya di warung tegal (pikirku,hahahaha). Namun karena memang jalanan menuju pantai Kuta Lombok menyusuri pepohonan rindang dan jarang adanya warung disana, maka tak apalah kami makan di warung pilihan pak Sahnan tersebut. Pilih makan sepuasnya, kami berempat pun hanya habis 49rb rupiah saja. Lumayan lah, kalau rasanya dimana-mana warung tegal ya sama enaknya. hehehehe

Teriknya matahari tak menyurutkan semangat kami (eh yang bener? :P) untuk menuju pantai Kuta Lombok. Sekitar pukul 13.30 WITA kami tiba di Pantai Kuta Lombok. Kesan pertama yang saya rasakan disana adalah HOT (katanya tak menyurutkan semangat?). Panasnya memang luar biasa saat itu ketika turun dari mobil. Namun setelah mendekati bibir pantai, ajiiiiiiiib mata dan seluruh jadi adem. hahahaha keren euy...


Pantai Kuta disini secara lingkungan memang beda sama pantai Kuta yang ada di Bali. Kalau di Bali, di sekitar pantai banyak sekali berjejer hotel-hotel hingga Mall mewah. Kalau pantai Kuta di Lombok, asli masih perawan. Masih jarang hotel apalagi mall disana. Namun bukan berarti tak ada hotel, di sekitar ada beberapa pilihan penginapan.





Tak lama kami berada di pantai Kuta, hanya mengambil beberapa foto lalu cauwww. Karena kami memang bukan bule-bule berkulit putih yang haus akan sinar matahari, kami pun melanjutkan perjalanan. Eh, bukan melanjutkan perjalanan, pindah tempat lebih tepatnya.

Keindahan alam bukan hanya dimiliki oleh pantai Kuta saja, di sekitar pantai Kuta atau sekitar 2 km disebelah timur pantai Kuta terdapat tanjung yang tak kalah indahnya. Setibanya disana kami terpana akan keindahannya, pasirnya yang putih, air lautnya yang biru jernih disertai garis pantai yang memanjang membuat kami terdiam sejenak duduk di gubuk yang berada di pinggir pantai menikmati keindahan Yang Maha Esa.


Setelah puas memandang dari pinggir pantai, kami pun menikmati pesonanya dengan bermain-main dibibir pantai sambil berfoto. Tempat ini masih sepi sekali, jarang ada wisatawan yang mampir kesini. Padahal rugi deh kalau ke pantai Kuta Lombok kagak mampir kesini. Pada saat kami berfoto ada seorang bapak-bapak menawarkan kami ke suatu tempat yang bernama Batu Payung. Pikiranku langsung tertuju pada iklan rokok yang biasanya tayang menjelang aku tidur. Setelah liat iklannya aku cari di mbah google, seingatku namanya Batu Payung. Yappp.. rupanya benar, bapak itu bilang disana merupakan tempat shooting iklan rokok dunhill. Tak disangka, tak diyana, tak diduga (eaaa, mulai alay), ternyata tempat itu ada di Lombok dan berada tepat di depanku. Bukan tepat sih, tapi berada di depanku, jauuuh. Oleh bapak itu kami ditawarkan menyeberangi samudera hindia untuk melihat keindahan Batu Payung. Namun salah satu teman aku yang bernama Hamdan, mengurungkan niat. Selain karena ngeri akan ombaknya laut selatan, biaya untuk bisa nyebrang kesana juga tak murah, 450 ribu meeeennn. Akhirnya ya next time aja deh, semoga kita bisa bertemu Batu Payung dilain kesempatan.




Setelah puas berpanas-panas ria, kami pun memutuskan untuk meyudahi kunjungan kami di tanjung An. Walaupun di itinerary, waktu kami masih sekitar sejam. Namun dari pada ada itinerary yang terlewatkan, mending lanjut aja.hehehe

Pada saat kami akan menuju mobil ada turis balita yang berumur sekitar 3 tahunan. Lucu sekali. Bergegaslah kami untuk mengajaknya berfoto tanpa sepengetahuan orang tuanya. Dia pintar sekali diajak bergaya. Bukan kita yang mengajari dia, justru dia yang mengajari kita sembari mengucap, "ciiiiiiissssss" dengan senyumnya yang lebar. Namun sialnya giliran aku mau foto dengannya, dia berkata "My Mommy is calling me". Tak hanya sekali, ia mengucapkannya berkali-kali. Karena memang dari kejauhan ibunya terlihat memanggil seorang yang sedang kami ajak foto tersebut. Yeaah... memang belum rejekiku lagi, hehehehe




Kami pun melanjutkan perjalanan dimana tujuan kami selanjutnya adalah Taman Narmada. Kira-kira perjalanan memakan waktu kurang lebih 1 jam. Kami rencakan untuk tidur diperjalanan nanti. Namun sayang, cerita pak Sahnan membuat kami mengurungkan niat untuk tidur.hahahaha

Perjalanan dari tanjung An ke taman Narmada tentulah akan melewati pantai Kuta lagi, disitulah pak Sahnan mulai bercerita mengenai legenda Putri Nyale. Legenda ini sangatlah terkenal seantero warga Lombok katanya. Singkat certita, diceritakan bahwa Putri Nyale yang dulunya bernama Putri Narmada merupakan putri seorang Raja di Lombok bernama Raja Tonjang Beru yang sangat dihormati dan disegani oleh warganya. Namun ada keanehan pada diri sang Putri Narmada, bahwa setiap pangeran yang datang melamarnya selalu diterimanya. Sehingga suatu hari menimbulkan rencana peperangan antar pangeran, siapa yang menang dialah yang berhak mempersunting sang Putri Narmada.Karena ayah sang putri mendengar kabar tersebut dan telah didengar juga oleh sang Putri, lalu sang Putri bertapa sehari semalam dan telah menerima wangsit tanpa sepengetahuan siapa pun termasuk ayah dan ibunya. Suatu hari sang Putri mengumpulkan seluruh warga dan Pangeran yang melamarnya untuk mengumumkan keputusannya. Setelah warga dan para pangeran berkumpul sang putri berdiri di ujung tebing yang membelakangi lautan lepas dan berkata bahwa ia mendapat wangsit bahwa dirinya ditakdirkan untuk semua manusia, bahwa ia ditakdirkan menjadi Nyale yang dapat dinikmati seluruh manusia pada tanggal dan bulan saat munculnya Nyale di permukaan laut. Sang Putri tidak dapat menerima seorang pangeran untuk menjadi suaminya. Hingga akhirnya ia menceburkan diri ke lautan. Dan pada saat itu jasad sang Putri tidak dapat ditemukan, namun di sekitar laut tersebut banyak sekali Nyale (semacam cacing laut) yang bermunculan dengan warna indahnya. Konon seluruh warga yang hadir percaya bahwa Nyale (cacing) tersebut merupakan jelmaan dari sang Putri. Dari situlah dikenal dengan legenda Putri Nyale. Bahkan hingga kini masyarakat masih mengagungkan legenda tersebut. Ini terbukti bahwa setiap tanggal 20, bulan 10 penanggalan sasak atau sekitar bulan februari penanggalan masehi, diperingati pesta rakyat Bau Nyale. Pesta rakyat Bau Nyale sendiri merupakan sebuah upacara tradisional yang sangat sakral bagi masyarakat suku Sasak khususnya di Kabupaten lombok tengah. Kalau kepengen liat acara tersebut, datanglah pada bulan februari dan cari informasi kapan tepatnya acara tersebut berlangsung.

Setelah cerita panjang lebar, tak terasa kami pun sampai di taman Narmada. Mau tau ceritaku di taman Narmada? Cooming soon yee.... : P

Rabu, 22 April 2015

Jelajah Lombok, HOT Tetapi Tidak Pedas (Day-1 -->Desa Sade)

Ini merupakan tulisan keduaku setelah perkenalanku di blog baruku ini. Bersyukur sekali rasanya aku bisa punya blog, walaupun gratisan sih.Hehehe

Sekedar berbagi informasi bagi yang membutuhkan dan ingin corat-coret aja sih di waktu luang. Walaupun sebenernya kagak bisa nulis sama sekali.hehhe

Kali ini aku mau berbagi cerita nih liburanku ke Lombok minggu kemarin. Bukan liburan sih, libur weekend lebih tepatnya.Karena aku adalah sang pemburu tiket promoan, jadi waktunya liburan ya sewaktu-waktu. Asal ada tiket murah aja, berangkaaaattt hahhaahha

Seperti halnya liburanku ke Lombok kali ini. Berawal dari dapat tiket promoan dari maskapai penerbangan tercinta, AirAsia, pada bulan November 2014 lalu. Saya mengajak 1 sahabat dan 1 kakak terbaik saya. Waktu itu saya hanya membayar uang tiket untuk 3 orang PP Surabaya - Lombok sebesar Rp. 1.345.800. Kalau dibagi 3 tinggal 448.600. Murah bukan?  Kami berangkat pada tanggal 17 April 2015 (jauh bener yak tanggal beli sama tanggal berangkat, hahhaa). Sebenernya kami pesan untuk keberangkatan tanggal 16 April 2015, entah karena apa seminggu sebelum kami berangkat AirAsia mereschedule jadwal kami. Ya begitulah resiko tiket promoan. Padahal kami sudah menyiapkan segala sesuatunya. Termasuk booking penginapan di Lombok untuk 2 malam. huhuhuhu
Mungkin Tuhan berkehendak lain, akhirnya kami berangkat tanggal 17 April 2015. Bersyukur sih, selain kami berangkat di weekend session, aku juga seneng karena aku hanya cuti 1 hari aja di hari Jumat. Kalau berangkat tanggal 17 April 2015 kan aku harus cuti 2 hari di hari kamis dan jumat.hehehe

Kami berangkat dari bandara Juanda terminal 2 pada pukul 08.50 WIB. Perjalanan memakan waktu kurang lebih 55 menit. Karena perbedaan waktu antara Indonesia Bagian Barat dan Tengah, kami tiba di Bandara International Lombok (BIL) pada pukul 10.45 WITA.


Setibanya di Lombok, kami disusul oleh Bapak Sahnan. Beliau merupakan driver mobil sewaan kami. Beliau begitu ramah dan informatif sekali. Sebagai informasi, kami menyewa mobil disana untuk 12 jam seharga 450 ribu yang sudah kami pesan 2 minggu sebelum kami berangkat di http://www.lomboktrans.com/ . Harga tersebut sudah termasuk BBM dan driver. Recomended dehhh...

Sesuai itinerary ke Lombok yang sudah saya susun jauh hari, tujuan pertama kami adalah ke dusun Sade.
Dusun Sade terletak di kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah, berjarak tidak jauh dari Bandara International Lombok (BIL). Kira-kira 20 menit kami sampai di lokasi. Taraaaa... welcome to Sasak Vilage SADE, Rembitan - Lombok...



Dusun ini berada di tepi jalan raya Praya-Kuta. Tentu tidak akan sulit menemukannya karena terdapat papan besar penunjuk tempat. Selain adanya penunjuk, corak dusun yang begitu unik membuat tempat ini amat mudah dikenali. Di depan pintu masuk desa Sade tersebut terdapat parkiran yang luas. Di parkiran tersebut juga sudah banyak bersiap para tour guide lokal asli penduduk desa Sade dengan pakaian khasnya. Ketika turun dari mobil kami segera disambut hangat oleh salah seorang tour guidenya, namanya Pak Budi.Sebelum masuk kami diharuskan mengisi buku tamu. Tidak ada tarif tiket untuk masuk desa yang konon menjadi desa wisata tersebut. Namun disebelah meja registrasi tersebut terdapat kotak untuk kita isi seikhlasnya. Kata Pak Sahnan driver kami bilang isi aja 5 ribu pada saat berbincang di mobil tadi. Kami mengisi kotak tersebut 10 ribu rupiah. Sembari kami registrasi, kami dijelaskan asal-usul desa Sade dan sebagainya oleh pak Budi. Panjaaaaang banget ceritanya, sampek bingung ini mau menceritakan karena udah lupa. whehehehe



Desa Sade ini sangatlah menarik, corak pertama yang menarik adalah konstruksi rumahnya. Rumah-rumah masyarakat dusun ini terbuat dari bambu yang kadang dikombinasi dengan kayu. Atapnya menggunakan ijuk jerami. Interior rumahnya unik terdiri dari 2 ruang yakni ruang bagian depan dan bagian belakang yang tingginya lebih tinggi 2 anak tangga. Untuk memasuki ruang dalam Anda harus melewati pintu kayu berukuran kecil dan berbentuk oval. Sekilas seperti pintu pada Iglo, rumah milik orang eskimo. Lantai yang digunakan masih berupa tanah yang telah menyerupai batu padas alami yang dibentuk sedemikian rupa hingga menjadi lantai

Ada satu kebiasaan unik yang hanya dimiliki masyarakat Dusun Sade yaitu tradisi bersih rumah khususnya mengepel lantai. Yang membuat unik dan membuat kami tercengang adalah bahan yang digunakan untuk mengepel lantai tersebut. Bukan sabun lantai atau sebagaianya. Apa itu bahan pembersihnya?

Mereka membersihkan rumah menggunakan kotoran sapi atau kerbau yang dicampur air. Lantai dan dinding rumah yang dibaluri kotoran sapi dipercaya dapat mengusir lalat dan menjadikan lantai mengkilap. Memang ketika kaki menginjak lantai, ubin terasa licin muncul rasa dingin menyentuh telapak kaki. Kaki pun tidak merasakan adanya buliran kesat layaknya serpihan pasir lembut.



Selain kotoran sapi dapat menyerap debu dan menjadikan lantai mengkilap, kotoran sapi dapat mendinginkan rumah pada musim kemarau serta menghangatkan rumah pada musim penghujan. Biasanya tradisi membersihkan lantai dan dinding rumah dilakukan oleh kaum perempuan yang sudah berkeluarga.
Setidaknya sebulan sekali mereka membersihkan lantai dengan kotoran sapi atau kerbau. Selain untuk mengepel lantai, kotoran sapi atau kerbau dipakai untuk bahan campuran membuat lantai rumah adat. Dengan adanya campuran sisa buangan kotoran hewan, lantai rumah menjadi kuat dan tidak mudah retak.
Karena kotoran kerbau atau sapi tidak bisa bersenyawa dengan tanah liat yang ada di dusun ini maka materi campuran ini berfungsi juga sebagai zat perekat. Lantai rumah juga tidak menjadi lembab. Inilah bentuk kearifan lokal yang terus bertahan di tengah perubahan zaman yang modern ini.


Masyarakat Sade masih mempertahankan arsitektur dan tata ruang dengan makna filosofis dan nilai estetika yang jelas turun temurun dilakukan penduduk dusun ini. Di desa ini rumah adat lazim disebut Bale Ratih. Selain rumah, masyarakat dusun ini juga membangun lumbung padi yang sangat khas. Bagian bawah lumbung terdapat bale-bale tempat bercengkerama warga.



Suku sasak adalah suku asli Lombok yang menganut agama Islam Wektu Telu yakni Islam yang memiliki unsur-unsur Hindu Budha. Selain umat Muslim, dusun ini juga dihuni kelompok minoritas Bodha. Penganut Bodha masih mempercayai animisme berpadu dengan Buddhisme. Masyarakat dusun Sade memang menolak modernisasi. Mereka nyaman hidup dengan cara mereka sendiri. Oleh karenanya, tak heran jika kehidupan tradisional masih sangat kental disini. Wanita dusun Sade bermata pencaharian sebagai penenun. Mereka mampu menghasilkan tenun ikat yang indah khas Lombok yang dipasarkan di Art Shop maupun di depan rumah mereka masing-masing. Semua wanita disana menjual hasil tenunan ataupun hasil kerajinan mereka masing-masing. Termasuk anak-anak.

Ketika kami melewati salah satu rumah tersebut ada seorang anak kecil yang menawarkan gelang buatannya, "mari kak gelangnya, sepuluh ribu tiga", ucapnya dengan lantang. Melihat gelangnya unyu-unyu kayak aku (hehehhe), aku pun jawab " Sepuluh ribu empat deh adek cantik".
"Tidak dapat kakak, ini buatnya sulit....", katanya panjang lebar. Setelah negosiasi lama akhirnya dapet deh 4 buah gelang unyu-unyu itu dengan harga 10 rb rupiah aja. Gelangnya terbuat dari potongan kayu-kayu kecil seukuran biji jagung yang telah diukir khas ukiran lombok. Kalau kesana patut beli deh, itung-itung buat tambahan jajan adek-adek disana (gimana mau jajan, harga 10rb aja masih ditawar,hahahaha).

Warga-warga disana sangatlah ramah, mulai anak-anak hingga orang dewasa. Terbukti ketika kami mampir di salah satu stand rumah warga terdapat ibu-ibu yang menawarkan kain tenun hasil tenunannya dengan ramah. Bahkan si ibu menawarkan kami untuk mencoba menenun. Tak pikir panjang, saya pun segera mencobanya. Dengan telatennya si ibu mengajariku cara menenun. Ternyata sulitnyaaaa....



Wajar deh kalo harganya mahal. Satu kain tersebut dibuatnya selama kurang lebih 2 minggu, itupun kalau dikerjakan setiap hari dan dengan kerja keras. Kalau dikerjakan dengan biasa, bisa memakan waktu hingga 2 bulan. Satu kain dengan ukuran 2 x 1 m mereka tawarkan dengan harga 200rb, itupun masih bisa ditawar katanya. Entahlah itu murah atau mahal. Silahkan analisa sendiri, hehehehehe

Setelah mengitari sebagian desa dan memahami sebagian culture unik desa Sade tersebut, kami pun berpamitan dengan Pak Budi. Sebenernya masih pengen mengitari seluruh isi desa serta memahami seluruh budaya arif yang masih belum kami lihat.Semoga next time kita bisa bertemu kembali yaa....
Keep Save ur Culture, Keep Smile for All....

Thanks desa Sade :)

Setelah menjamah keunikan desa Sade, kami berlanjut ke.......http://sijiteloe.blogspot.com/2015/04/jelajah-lombok-hot-tetapi-tidak-pedas_23.html



Selasa, 21 April 2015

Assalamualaikum Saudara

Halo saudaraku dimanapun kalian berada..

Ini merupakan tulisan pertamaku di blog pertamaku.hehehhe
Emang udah lama sih kepengen punya blog sendiri. Seringnya travelling dan selalu membutuhkan mbah google yang diteruskan ke blognya manusia-manusia kreatif bikin aku envy sama mereka. Segala sesuatu yang aku butuhkan ada di blog mereka. Dari dasar itulah aku iseng-iseng cari info gimana bikin blog. Taraaaa... beginilah sederhanaya blog dan tulisan pertamaku. hehehhe

Salam kenal semua :)