Helo, terima kasih yang masih ngikutin ceritaku jalan-jalan ke Lombok day-1. Mohon maaf ya kalo ceritaku terbagi-bagi menjadi beberapa postingan. Biar agan-agan yang baca gak bosen baca cerita yang terlalu panjang,hehehe
Masih di hari pertamaku di Lombok. Setelah sebelumnya kami mengunjungi desa Sade, Pantai Kuta Lombok dan Tanjung An, kali ini kami melanjutkan plesir ke sebuah taman yang tersohor di Lombok. Taman Narmada, begitulah sebutannya.
Taman Narmada berada di sebelah timur Kota Mataram, tepatnya di Desa
Narmada, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat. Letaknya tepat di
seberang Pasar Narmada. Harga tiket masuk untuk menikmati keindahan
taman Narmada ini hanya 6 ribu rupiah saja. Taman ini luasnya kurang
lebih dua hektare dan memiliki bagian, antara
lain: Pura Narmada, Bale Terang, Bale Loji, Telaga Kembar, Telaga
Padmawangi, Bale Bancingah, Bale Pamerajan dan beberapa bagian lainnya
yang saya sudah lupa.hehehe
Taman Narmada adalah taman air yang merupakan replika Gunung Rinjani dan
danau Segara Anak. Taman ini termasuk salah satu tempat yang
dikeramatkan oleh masyarakat Lombok, Taman yang dibangun oleh Raja Anak
Agung Gde Ngurah Karang Asem pada tahun 1727 ini bertujuan agar dapat
berziarah dan beribadah tanpa harus berjalan ke Puncak Gunung Rinjani.
Tersohornya objek wisata Narmada, salah satunya karena keberadaan Bale
Petirtan, di mana di dalamnya terdapat sebuah mata air yang merupakan
pertemuan tiga sumber mata air: Suranadi, Lingsar dan Narmada sendiri. Bagi umat Hindu, air ini disakralkan sebagai tirta atau air suci.
Pengunjung Narmada mempercayai air suci tersebut sebagai air awet muda.
Bagi pengunjung yang ingin bersembahyang (umat Hindu) di Bale Petirtan, akan dikenakan pembayaran 50 ribu rupiah sebagai ganti uang banten, yang akan disiapkan penjaga. Selanjutnya, dengan berselendang di pinggang, pengunjung akan dipersilahkan memasuki bale untuk menghaturkan bakti. Karena kami muslim, maka kami hanya berfoto di depan gapura bale.hehehe
Cukup melelahkan bila kita mengitari seluruh bagian taman, selain karena luas, jalannya pun mendaki. Namun tak akan terasa bila kita menikmati keindahan alam dan kesegaran udaranya. Walaupun taman tersebut merupakan tempat ibadah umat Hindu, namun di sebelah taman tersebut terdapat musholla untuk sholat orang muslim. Kami pun sholat di musholla tersebut sebelum keluar dari taman Narmada.
Puas menikmati taman Narmada, tepat pukul 16.30 WITA kami pun bertolak dari taman Narmada menuju ke pantai Senggigi untuk menikmati sunset dan jagung bakarnya.
Tak sulit mencari spot yang enak untuk menikmati sunset, karena di sepanjang pantai senggigi banyak sekali pilihan tempat untuk menikmatinya, lengkap dengan penjual jagung yang berjejer di pinggiran. Tak sampai setengah jam perjalanan kami pun tiba dan mendapat spot yang pas. Kenapa pas? Karena selain dapat menikmati sunset dan jagung bakarnya di bibir pantai, kami pun mendapat bonus menikmati keindahan pura yang dibangun tepat di tebing pinggir pantai dekat dengan pantai yang kita kunjungi.
Kalau mampir ke Senggigi jangan khawatir untuk membeli jagung bakar yang dijual di pinggiran pantai, walau nampak kurang meyakinkan namun jangan salah, rasa jagung bakar disini dijamin ciiyamiiik. Lumayan juga buat ganjel perut.hahahaha
Cuma seharga 5 ribu rupiah kita dapat menikmati jagung bakar lengkap dengan tontonan sunset gratis tepat di depan kita duduk ini.
Sang penjual jagung memang sudah menyeting sedemikian rupa sehingga membuat pengunjung yang datang merasa ingin membeli jagung bakarnya. Karena seluruh penjual jagung disana yang mayoritas ibu-ibu sudah menyiapkan tikar yang dijejer sepanjang bibir pantai tepat di depan sang surya menenggelamkan dirinya. Menikmati suatu keindahan alam memang merupakan momen dimana diri kita merasa nyaman dan tenang. Apalagi jika ditemani oleh orang-orang tersayang. Sudah barang tentu menambah kebahagiaan tersendiri. See you next time pantai Senggigi, i'll be sick for Jagung Bakar :')
Sang surya pun telah menanggalkan cahayanya, orang-orang yang tadi menemani kami satu per satu telah meninggalkan pantai, begitupun kami.
Karena hari sudah gelap, kami pun menuju ke kota Mataram. Selain kepengen tau bagaimana suasana kota Mataram, lokasi hotel tempat kita menginap malam ini juga berada disana. Di itinerary yang saya buat sebenernya mau mampir dulu ke toko oleh-oleh yang bernama toko Phoenix. Karena di blog rekan-rekan banyak sekali yang mereferensikan toko Phoenix sebagai tempat untuk membeli oleh-oleh. Selain lengkap harganya pun (katanya) murah. Namun sayang seribu sayang, kata pak Sahnan kalau malam toko Phoenix sudah tutup. Katanya sih jam bukanya hanya sampai jam 17.00 WITA aja. Akhirnya kami meminta saran ke pak Sahnan dimana tempat untuk membeli oleh-oleh yang oke. Dari sekian banyak toko oleh-oleh yang disebutkan, kami putuskan memilih toko lestari karena searah dengan jalan yang kita lewati untuk membeli makan dan ke hotel.
Toko Lestari berada di jalan Adi Sucipto Tinggar, Ampenan, Mataram. Tokonya tak sebesar yang ada dibayanganku, karena yang dijual hanya oleh-oleh makanan khas lombok saja. Tak ada barang/cinderamata yang dijual disana, hanya khusus makanan. Namun cukup ramai pengunjung selain karena harganya yang relatif murah, pilihan makanannya lebih bervariasi jadi lebih banyak pilihan.
Ada berbagai macam oleh-oleh makanan khas Lombok yang dapat dibawa pulang, namun yang paling banyak adalah dodol. Ada beberapa jenis dodol disana, namun yang paling khas Lombok adalah dodol rumput lautnya. Tak usah ragu apakah rasanya enak atau tidak, karena seluruh pengunjung disana boleh mencicipi rasa makanan yang ditawarkan. Di dekat makanan yang dijual dalam rak, terdapat tester yang telah dipotong kecil-kecil yang dapat dicoba. So, kita bisa menyesuaikan dengan lidah kita makanan tersebut patut dibeli atau tidak. Kami pun cukup lama mengitari toko tersebut, karena mencicipi keseluruhan makanannya. Dan semuanya lumayan enak-enak. hahahahaha
Setelah puas belanja oleh-oleh makanan, kami pun ingin menikmati makanan khasnya Lombok. Dari berbagai rekomendasi tempat makan di Mataram yang saya baca jauh-jauh hari, kebanyakan merekomendasikan Lesehan Taliwang Irama yang berada di Jalan Ade Irma Suryani 10, Cakranegara, Mataram. Dan kami pun meluncur kesana.
Karena yang terkenal disini adalah ayam taliwang, saya pun memesan Ayam Goreng Taliwang ditambah dengan plecingan dan beberuk terong. Mantaappsss kenyangnya...
Setelah kenyang, kami pun menuju ke hotel. Karena waktu sudah menunjukkan pukul 21.00 WITA dan agar stamina on fire untuk hari esok. Karena hotel kami masih di kawasan cakranegara, maka tak sampai 5 menit kami tiba di hotel yang telah saya pesan satu minggu sebelum berangkat. Setibanya di hotel kami pun baru sadar bahwa hotel yang saya pesan lokasinya tepat bersebelahan dengan mall Mataram. Karena mallnya masih terlihat buka, kami pun mencoba mampir sebentar melihat mall satu-satunya yang ada di Mataram tersebut. Mall tersebut sudah mulai sepi pengunjung karena memang sudah malam dan mau tutup.Tak sampai 15 menit kami memutari seluruh isi mall, karena mallnya memang kecil.
Setelah selesai kami pun kembali ke hotel. Hotel yang kami pesan bernama Hotel Palapa yang berada di Jalan Palapa I, Mataram. Harga per malamnya 250rb untuk kamar type standar AC kamar mandi dalam. Kamarnya bersih dan nyaman. Untuk harga segitu sangatlah murah sekali, kualitasnya tidak murahan. Recomended banget deh bagi yang mau menginap di kota Mataram.
Oya, sebelum kami masuk hotel, kami pun harus berpisah dan berpamitan dengan pak Sahnan driver kami yang menemani di hari pertama kami berada di Lombok. Terima kasih pak, semoga dilain kesempatan kita dapat berjumpa kembali. ZZzzzZzzZzzZzZz
Mau tau ceritaku di Gili Trawangan? Cooming soon yaa...
Mau tau ceritaku di Gili Trawangan? Cooming soon yaa...